News

Hari Guru Nasional 2023 MTs Negeri 5 Bojonegoro

Bpk. Kepala Madrasah (Drs. Abdur Rozaq Z, M.PdI) sebagai pembina upacara HGN 2023

MTs Negeri 5 Bojonegoro (25/11/2023), Upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2023 yang dilaksanakan pada 25 November 2023 di MTs Negeri 5 Bojonegoro tahun ini mengusung tema “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”. Setiap tahunnya, mendikbudristek menyampaikan pidato atau sambutan dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional, yang saat ini juga di baca oleh Bapak Kepala Madrasah skaligus sebagai Pembina Upacara (Drs. Abdur Rozaq Z, M.PdI).

Selain itu, Kepala Madrasah juga menyampaikan pesan sebagai berikut :

“Assalamu’alaikum wr. Wb.

Ada sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian. Ada Sesuatu yang menjadi momentum penting untuk menjadi pengingat bagi kita semua, baik guru maupun murid. Makanya disebut dengan peringatan yang tujuannya untuk mengingatkan bahwa di dalam proses kehidupan ada proses pembelajaran, ada proses pendidikan, ada proses pelatihan, ada proses pembinaan dan seterusnya. dan proses itu membutuhkan guru. Maka guru adalah sosok yang sangat dibutuhkan kehadirannya di dalam memberikan warna, memberikan bentuk, memberikan arah pada generasi bangsa jauh ke depan.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengingatkan kepada anak-anak khususnya. Bahwa di dalam agama kita diajarkan ada 3 orang tua yang wajib mendapatkan perlakuan secara khusus dan sejajar. Harus berbakti, harus hormat dan harus taat kepada nasehat nasehatnya, siapa mereka ?

yang Pertama orang tua kandung ayah dan ibu kita yang melahirkan kita yang membiayai yang menghidupi, yang melindungi. Karena orang tua mempunyai tugas yang telah ditetapkan di dalam Al Quran Surat At Tahrim ayat 6 :

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Maka wajib bagi kita untuk senantiasa hormat berbakti tawadhuk kepada orang tua karena ridho kedua orang tua ini akan menjadi penyebab datangnya ridho-Nya. Murka dan amarahnya orang tua akan menjadi penyebab datangnya kemurkaan dan amarah allah SWT. Tentu kita sebagai hamba sebagai makhluk, tidak ingin mendapatkan murka. Dan berharap ada ridho dari Allah. Oleh karena itu saya mengingatkan kepada anak-anak ku semua dan juga sahabat sahabat saya, bapak ibu guru yang juga berstatus sebagai anak dan masih punya orang tua baik masih hidup maupun sudah pulang ke rahmatullah, tunjukkan darma kita. Berharap rindhonya. Doakan mereka agar hidup kita lebih tentram dan apa yang kita harapkan di jalan allah SWT.

Yang kedua, Guru. Guru ini adalah orang tua kalian, orang tua kita saat kita berada di tempat pendidikan. Kalau di pesantren ustad ustadhah, kyai yang mengajari kita mengaji itu adalah guru. Di madrasah di sekolah bapak ibu guru itu adalah orang tua kita. Di lingkungan masyarakat apabila ada tokoh-tokoh yang memberikan pendidikan pengajaran, pemahaman mereka adalah guru kita, maka kita perlakukan mereka sebagaimana kita memperlakukan orang tua. Artinya, apabila kita melanggar, apabila kita menyakiti hatinya tidak tunduk, tidak berbakti, maka jangan berharap kita mendapatkan ridho-Nya, maka jangan berharap hidup kita akan manfaat. Maka jangan berharap hidup kita ke depan ini akan mendapatkan kelancaran dan kesuksesan. Oleh karena itu, saya pesankan kepada anak-anakku  semua: Tunduk, bakti dan Ikuti segala nasehat yang diberikan.

Dan yang ketiga adalah mertua. Kelak saat kalian sudah berumah tangga, orang tua dari istri atau orang tua dari suami kalian kedudukannya sama dengan orang tua kandung. Jangan membedakan Antara orang tua kandung dengan orang tua dari pasangan kita.

Nah, anak-anakku semua saya ingin kembali memetik bait lagu yang kita nyanyikan tadi. Anak anak bersedia ? Kita ambil yang tengah saja. “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa”. Ada 3 hal utama dalam bait yang kita pakai yang kita jalankan bersama. Guru itu diibaratkan seperti pelita. Jangan dipenggal kalimatnya ya, Apa ? lentera, Lampu, penerang. Sebenarnya orang yang tidak memiliki pengetahuan itu seperti orang berjalan dalam suasana gelap. Ada batu terlihat apa tidak? Ada lubang terlihat apa tidak ? ada pohon terlihat tidak ? kalau kita berjalan dalam kegelapan, apa yang terjadi, kemungkinan kita akan tersandung batu dan berdarah. Kemungkinan kita terperosok dalam lubang dan terkilir, kemungkinan kita tertabrak. Maka datanglah lentera, datanglah pelita, datanglah terang yang akan memberikan penerangan dalam kehidupan kita yakni Bapak dan Ibu Guru. Berikutnya kita ini dalam kondisi dahaga trus apa yang kalian cari ? minum air yang bening, segar, steril. Ibarat embun pagi, begitu murninya seorang guru hadir untuk mengobati rasa haus akan ilmu pengetahuan dan ilmunya Allah SWT yang sangat luas ini. Dan patriot yang di pundak bapak ibu guru adalah untuk menumpas kebodohan dan kemerosotan akhlak. Semua itu mudah-mudahan bapak ibu guru khususnya yang ada di MTsN Negeri 5 Bojonegoro ini benar-benar patut untuk menjadi teladan, pelita dalam kegelapan, embun penyejuk dalam kehausan, Amin.”

WATCH THIS VIDEO HGN 2023.

Silakan Share :